Monday, February 15, 2010

Memohon perlindungan dari ancaman fitnah


Bismillah irRahman irRahiim



Alallaahi tawakkalnaa rabbanaa laa taj'alnaa fitnatal lil qaumidh dhaalimiin. Wa najjinaa birahmatika minal qaumil kaafiriin.
(QS. Yunus: 85-86).


Artinya :


Kepada Allahlah kami bertawakkal, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang dhalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir.

Thursday, June 14, 2007

CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI PEMBERI NASIHAT



Cerpen: A Mustofa Bisri
Jawa Pos, 11 Desember 2006

Berbeda dengan acara pengajian yang lain, pengajian dalam rangka haul, pengunjungnya jauh lebih banyak. Haul --berbeda dengan mauludan yang merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad-- adalah peringatan hari wafat. Biasanya yang di-haul-i adalah kiai besar. Tapi sekarang setiap orang bisa dihauli, tergantung keluarganya.


Apabila keluarga seseorang yang sudah meninggal menghendaki dan mempunyai cukup biaya untuk mengadakan peringatan haul, sekarang ini bisa-bisa saja mengadakannya. Bedanya dengan haul kiai besar, haul keluarga ini segala sesuatunya hanya ditanggung dan ditangani oleh keluarga yang bersangkutan itu sendiri. Sementara haul kiai besar lazimnya diselenggarakan oleh masyarakat. Panitianya juga dibentuk oleh dan dari masyarakat. Keluarga kiai yang dihauli biasanya hanya didudukkan sebagai penasihat panitia.


Tradisi haul dengan pengajian besar-besaran semula dimaksudkan sebagaimana mauludan-- untuk mengenang jasa dan menuturkan sejarah kiai yang dihauli dengan tujuan agar diteladani oleh masyarakat.


Malam itu saya diundang pengajian haul kiai besar di daerah P. Saya datang tidak hanya karena saya mengenal Kiai Akrom yang dihauli sebagai tokoh yang dicintai masyarakat pada masa hidupnya, tapi juga ingin mendengarkan ceramah Kiai Luqni, seorang mubalig kondang yang berbeda dengan kebanyakan mubalig lain.


Kiai Luqni suaranya empuk, bicaranya sejuk. Tidak berkobar-kobar. Bila membaca ayat-ayat Quran selalu dilagukan dengan merdu. Ceramahnya mudah dicerna oleh berbagai lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun yang awam. Kadang-kadang bicaranya diselingi dengan humor-humor segar yang tidak vulgar. Lebih dari itu; Kiai Luqni dalam ceramahnya, tidak pernah mengecam, menuding, atau apalagi mencaci orang. Tidak pernah menggurui, apalagi bersikap seolah-olah penguasa agama yang paling tahu kehendak Tuhan.

Di majelis haul, ribuan hadirin mengelu-elukan kedatangan da`i kecintaan mereka, Kiai Luqni. Mereka yang dekat dari tempat Kiai Luqni berjalan menuju ke rumah keluarga Kiai Akrom yang dihauli, berhamburan menyambut dan menciumi tangannya. Sementara yang jauh pada melambaikan tangan. Dengan tersenyum, Kiai Luqni membalas sambutan itu dengan wajah berseri-seri tanpa kesan bangga.


***

Acara berikutnya ialah acara inti, terdengar suara pembawa acara di pengeras suara, acara yang kita nanti-nantikan: “Mau`izhah hasanah dan tausiah dari almukarram Bapak Kiai Haji Luqni. Waktu dan tempat kami persilakan secukupnya!!”


Kiai Luqni pun dengan tenang dan anggun naik ke panggung diiringi selawat hadirin dan hadirat. Kiai Luqni sendiri ikut membaca salawat sebelum kemudian duduk di kursi yang sudah disiapkan. Lalu menyampaikan salam. Sekalian hadirin seketika menyambut salam dengan gegap gempita; kemudian diam dan dengan tenang menyimak.


Dengan gamblang, Kiai Luqni menerangkan hikmahnya diadakan peringatan haul.


"Para hadirin, haul itu kebalikan dari peringatan maulid. Kalau peringatan maulid adalah peringatan kelahiran. Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Sedangkan haul merupakan peringatan kematian; biasanya memperingati wafatnya kiai yang meneruskan perjuangan Kanjeng Nabi seperti haul Kiai Akrom sekarang ini".


"Ini adalah haul Kiai Akrom yang ke-13. Berarti sudah 13 tahun Kiai Akrom wafat. Sudah 13 tahun kita ditinggalkannya. Tapi, lihatlah, selama itu kita yang sekian banyak ini masih terus mengenang dan mendoakan beliau. Mengapa? Karena kita semua merasa telah menerima jasa dan? kebaikan beliau. Beliau telah mengajarkan dan memberi teladan kepada kita hidup yang baik. Menunjukkan kepada kita mana yang baik dan mana yang buruk. Yang mestinya menjadi pertanyaan kita saat ini: apakah apabila kita meninggal akan dihauli dan dikenang orang banyak seperti Kiai Akrom ini; ataukah akan segera dilupakan oleh orang".


"Haul juga mengingatkan kepada kita akan kematian. Bahwa kita semua, tak pandang bulu, bila sudah sampai saatnya pasti dipanggil ke hadirat-Nya. Kita tak tahu kapan ajal kita tiba, tapi kita tahu bahwa itu pasti tiba".


"Ada dawuh yang mengatakan, Kafaa bilmauti waa`izhan. Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat. Orang yang tidak mempan dinasihati oleh kematian, jangan harapkan mempan dinasihati oleh lainnya".


"Orang yang selalu ingat bahwa dia akan mati, akan bersikap hati-hati. Sebaliknya mereka yang sembrono, yang sombong, yang jahat kepada sesama, biasanya adalah orang-orang yang lupa bahwa mereka akan mati".


"Tak ada seorang pun yang tahu kapan dan di mana akan mati. Seandainya kita tahu kapan dan di mana kita akan mati, maka kita bisa mempersiapkan diri. Tapi kita tidak tahu. Jadi, mestinya setiap saat kita harus bersiap-siap".


Kiai Luqni kemudian menguraikan pentingnya mempersiapkan diri menyongsong kematian. "Mempersiapkan diri menyongsong kematian yang pasti itu, bisa kita lakukan dengan membiasakan perilaku yang baik. Sehingga kapan saja kita dipanggil Tuhan, kita dalam keadaan berperilaku baik. Jangan sampai kita membiasakan perilaku buruk, sehingga dikhawatirkan mati dalam keadaan buruk pula".


Kiai Luqni pun memberikan contoh-contoh beberapa tokoh yang dikenal dan diketahui hadirin. "Anda sekalian kenal, bukan, dengan Mbah Asnawi dari K? Kiai yang suka sembahyang itu? Beliau meninggal saat sujud. Alangkah beruntungnya dipanggil Tuhan dalam keadaan sedang bersujud kepada-Nya. Kiai Zaini dari D yang pekerjaannya mengajar para santri, wafat saat sedang mengajar para santrinya".


"Sebaliknya, di antara kalian pasti ada yang pernah membaca berita tentang seorang tokoh yang meninggal di sebuah kamar hotel dan ? maaf--berada di atas seorang wanita nakal. Masya Allah!"


"Memang, biasanya orang meninggal sesuai kesukaan atau kebiasaan hidupnya. Di tempat saya, ada orang yang suka judi dan mati pada saat berjudi. Ada yang suka minum, mati pada saat minum. Na`udzu billah. Anda sekalian mungkin sudah mendengar berita tentang seorang dosen yang meninggal saat memberi kuliah. Atau tentang penyair yang meninggal pada saat membaca puisi..."


Kiai Luqni berhenti sebentar, memperbaiki duduknya. Menarik nafas panjang, kemudian, dengan suara melirih, mendesiskan Astaghfirullah. Dan tak ada lagi kata-kata yang terdengar dari mubalig kondang ini.


Hadirin hanya melihat sosok Kiai Luqni yang duduk lunglai di tempat duduknya di atas panggung. Kepalanya tunduk hingga dagunya menyentuh dada. Suasana menjadi hening. Sampai beberapa orang panitia naik panggung setelah beberapa lama Kiai Luqni tak bersuara dan tak bergerak. Orang-orang pun kemudian melihat mubalig kesayangan mereka itu digotong turun.


Suasana pun berubah gempar. Kiai Luqni wafat. Sesuai ceramahnya, Kiai Luqni wafat pada saat sedang memberi nasihat. Kewafatannya meneguhkan nasihatnya.


Cukuplah kematian sebagai nasihat.


SEKIAN.-




Sunday, April 8, 2007

TUJUH PETALA LANGIT


Aach... Mudahnya kita lupakan...

Baru saja kita tanggalkan kesesakan dada yang menuntut udara segar,
dahaga panjang dengan tetesan cairan bening yang selalu mengalir di tanah subur berlimpah,
lapar yang acap mengganggu selepas kupermainkan daya dan tenaga yang tersimpan di badan.

Tak terhitung banyaknya kesia-siaan penggunaan 7 indera,
penghimpun informasi penyadaran diri atas keberadaanNya,
mata yang menangkap cahaya maha cerah,
telinga menangkap lantunan bunyi kesejatian,
hidung pencium beragam aroma keharuman,
lidah pengecap kenikmatan rasa yang luar biasa,
kulit yang merasakan kenyamanan kehangatan dan kesejukan,
otak penangkap makna dari segala tanda-tanda yang tersembunyi,
dan hati yang mencurahkan esensi pemahaman akan kesadaran....

Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan, wahai umat manusia ??



Wednesday, April 4, 2007

I'tiraf


Ilahi lastu lilfirdausi ahlan,

walaa aqwa 'ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi,

fainnaka ghafirudz- dzanbil 'adzimi....

Duh Gusti...

tidak layak aku masuk ke surga-Mu
tetapi tiada pula kuat menerima siksa neraka-Mu
Maka terimalah taubatku dan ampuni dosaku
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa ....

Dzunubi mitslu a'daadir- rimaali,

fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,

Wa 'umri naqishu fi kulli yaumi,

wa dzanbi zaaidun kaifah -timali

Dosaku bertebar bagaikan butir pasir di pantai,
terimalah taubatku, wahai Pemilik Keagungan
Di umurku yang selalu berkurang setiap hari,
dosaku selalu bertambah tanpa henti,

apa dayaku?

Ilahi 'abdukal 'aashi ataaka,

muqirran bi dzunubi wa qad du'aaka,
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,

wa in tadrud faman narju siwaaka

Ya Ilahi... hamba-Mu penuh maksyiat, datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau berpaling maka kepada siapa lagi aku berharap ?

Wednesday, March 14, 2007

GITIK JERIT DIMALAM HARI


Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah
Subhanallah, Subhanallah,
Allahu Akbar,


Ya Allah, lihatlah diriku sekarang ini tataplah. Aku ingin di dekatmu saat ini, saat sendiri, saat tiada yang temani.

Tuhan, pikiranku mbludak rasaku muncrat. Aku ingin tumpahkan seluruh pikiran dan perasaanku padaMu. Andai Kau di ketinggian, turunlah...!, andai Kau di kejauhan, mendekatlah..!, andai Kau di kedalaman, keluarlah..! Datanglah ke samping, ke depan, atau ke dalam lubuk hatiku, biar aku rasakan hadirMu..

Sungguh aku ingin di sisiMU, dan bicara. Hamba si lemah bodoh yang berdosa ini ingin mengadu, ingin bertanya, ingin memohon sesuatu dariMu..

Lihatlah keadaanku, bathinku, perasaanku, pikiranku. Ku kira sakitku sudah di ambangnya, dan aku tak akan merasanya lagi. Tapi saat ini, aku tidak punya alasan kenapa aku merasa lebih dahsyat ? Kelirulah aku mengira ini ujian, ini bukan cobaan..ya Rabb, tapi hukuman. Banyaklah kesalahanku yang belum terbayar!

Ya Allah, pandanglah aku... andainya memang aku harus merasakannya lagi, maka biar aku rasakan semua saat ini. Lipat-gandakanlah kenyeriannya berjuta kali. Berikan semua ganjarannya saat ini, dan biarkan aku rasakan sampai ke puncak.

Tumpahkanlah airmataku sampai kering dan tak bisa keluar lagi, ledakkanlah jeritanku sampai sunyi tak terdengar lagi, walau aku tak kan mampu memikul menanggung, biarlah aku merasa rasa sakit yang paling tinggi yang bisa Kau berikan kali ini sampai dosa-dosaku terbalas, sampai semua kesalahanku termaafkan, hukum aku dengan perasaan ini !

Dan setelah airmata terkuras habis, setelah kenyerian yang menguliti sudah kurasai...puncakkanlah, sudahi rasa sakit ini, akhirilah.. setelah itu jangan biarkan aku rasakan lagi, biarkan tenangMu menyelimuti.

Tatap diriku Tuhan, berbulan ku rasakan kelemahan ini, nyeri, perih dan tersakiti, tetapi aku percaya kepadaMu.. Kau Tuhan seluruh makhluk dan semesta alam yang ciptakan manusia dengan seluruh perasaannya..maka tunjukkan kebenaranMu, ya Tuhan! Yang benar itu adalah benar dan bukan sebuah kebetulan, hidayahilah aku kepahaman ilmuMu Ya Allah, agar aku membenarkan kebenaranMu dan memihak kepadanya dalam jalanku.

Setelah semua yang aku lakukan, sekarang ku serahkan padaMu, meyakiniMu adalah keinginanku. Engkau lah yang ku maksud, ridho Mu lah yang ku cari, cinta Mu lah yang ku tuju. Engkaulah yang penuh,Engkaulah yang seluruh.

Sudah, aku tak perlu! Tak lagi ku cari pahalaku, tak kuimpikan lagi SurgaMu. Jadilah kehendakMu Engkaulah kehendakku.

Ya Allah Gusti... Aku ikut Engkau,...Jemput aku,... Ajak aku,...Sertakan aku !!!

Q U N U T

ALLAHUMMAHDINII FIIMAN HADAIT,

WA’AAFINII FIIMAN ‘AAFAIT,

WATAWALLANII FIIMAN TAWALLAIT,

WAQINII BIRAHMATIKA SYARRAMAA QA-DHAIT,

FA INNAKATAQDHII WALAA YUQDHAA ALAIK,

FA INNAHU LAA YA-DZILLU MAWWAALAIT,

WALAA YA’IZZU MAN ‘AADAIT,

TABAARAKTA RABBANA WATA’ALAIT,

FALAKAL HAMDU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN NABIYYIL UMMIYYI WA’ALAA AALIHI WA SHAHHIHII WABARAKA WASSALLAM

Ya Allah, berilah aku petunjuk

sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk

berilah aku kesehatan

sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan

Berilah aku berkah

atas segala apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku

Peliharalah aku

dari segala keburukan sesuatu yang telah Engkau tetapkan,

karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang menetapkan

dan tidak ada yang menetapkan untuk diriMu

Sesungguhnya ya Allah

tiada kehinaan terhadap orang yang Engkau muliakan

dan tiada kemuliaan bagi orang-orang yang Engkau hinakan

Engkau Maha Berkah dan Engkau Maha Luhur

Maka terpujilah Engkau atas apa yang telah engkau tetapkan

Aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMu

Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat, berkah dan salam

kepada penghulu kami Nabi Muhammad

dan keluarga serta orang-orang yang pengikutinya.

Wednesday, February 28, 2007

A M P U N I

Ampuni aku Tuhan
di dada ini ada segumpal kalimat
yang segera ingin ku buat tamat
karena baranya ia siap melumat
setiap tanda tanda kiamat


Ampuni aku Tuhan
atas perbincangan yang tiada hormat
setiap cetusan niat begitu saja loncat
walau kesadaran selalu datang terlambat
mengekang nurani itu tetap laknat
dan jiwaku menapak di jejak sesat

Kala aku lelah di perjalanan malam
dan hawa peluh ku meracuni ladang
sekejap saja terang cahayaMu hilang
temaram lampu jalan
merangsang nafsuku jalang

Berpuluh wajah datang bergiliran
dan berpuluh jasa ditawarkan
iba, kasihan dan hiburan
semua tampak bagai pajangan dan hiasan
dan hilang ketika cahayaMu datang

Ampuni aku Tuhan
kekeliruanku di pelbagai ujian
mengantar aku di tiang hukuman
yang mengingatkan juga melupakan
bahwa diri fana ini
bukan apa apa
di sosok mu yang
Ada
ternyata aku tiada
hanya bayang-bayang
Ada

Ampuni aku Tuhan
di dada ini
terselip satu kalimat
yang selalu melekat
walau tak selalu dapat ku ingat
baranya begitu keramat
membangun tanda-tanda kiamat

Friday, February 9, 2007

Penyerahan Diri, Ampunan dan Keselamatan



Rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan

subhaanaka faqinaa 'adzaabanaar,

Rabbanaa innaka manntudkhilinnaara faqad akhzaitahu wamaa lizhzhaalimiina min anshaar, Rabbanaa innanaa sami'naa munaadiyyayyunaadii lil'iimaani an aaminuu birabbikum fa'aamannaa, Rabbanaa faghfirlanaa dzunuubanaa wakaffir'annaa sayyi'aatinaa maa wa'attanaa 'alaa rusulika walaa tukhzinaa yaumalqiyaamati innaka laa tukhlifulmii'aad..

……

…..

…..

Ya Rabb tiada Engkau ciptakan ini dengan sia-sia

Maha Sucilah Engkau…

peliharakanlah kami dari neraka yang menyiksa...

Ya Rabb, sesungguhnya barang siapa yang Engkau nerakakan maka sungguh telah Engkau hinakan dia,

dan tiada seorang penolongpun bagi orang yang zhalim.

Ya Rabb, sesungguhnya kami mendengar seruan Rasulmu

yang menyeru kami beriman,

"Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kami beriman.

Ya Rabb, ampuni segala dosa kami dan hapuskan kesalahan kami dan wafatkan kami beserta orang-orang yang berbakti kepadaMu… Ya Tuhan Kami, cukuplah bagi kami apa yang Kau janjikan kepada rasul-rasulMu,

dan jangan Kau hinakan kami di hari Kiamat.

Sungguh hanya Engkaulah yang takkan menyalahi janji...